Kenali Kesehatan Mental Sejak Dini Bisa Tekan Laju Depresi

Selasa, 04 September 2018 - 10:30 WIB
Kenali Kesehatan Mental Sejak Dini Bisa Tekan Laju Depresi
Kenali Kesehatan Mental Sejak Dini Bisa Tekan Laju Depresi
A A A
JAKARTA - Kesehatan mental masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Jika diabaikan bisa memicu stres dan berujung pada depresi berkepanjangan. Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016 menunjukkan bahwa sekitar 35 juta orang di dunia mengalami depresi dan diprediksi tahun 2020, depresi akan menjadi beban kesehatan nomor dua setelah kardiovaskular.

Di Indonesia, angka penderita stres dan depresi menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Kepala Divisi Edukasi dan Training Asosiasi Psikiatri Indonesia, Wilayah DKI Jakarta, Dr. Eva Suryani, Sp, KJ mengatakan hal tersebut dipicu oleh tekanan hidup yang semakin rumit seperti tekanan sosial, ekonomi, tekanan pekerjaan, tingkat kemacetan dan lain sebagainya.

Hasil riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2013 pun menunjukan bahwa prevalensi gangguan mental emosional umumnya terjadi dengan gejala-gejala depresi serta kecemasan untuk usia 15 tahun keatas dan ada sekitar 6% dari jumlah penduduk Indonesia.

“Di lain sisi banyak penderita yang tidak menyadari akan gejala awal stres yang mereka alami dapat berpotensi memicu depresi yang berkelanjutan," kata Eva.

Eva yang juga merupakan psikiater di fitur Kontak Dokter Halodoc menambahkan jumlah tenaga dan fasilitas kesehatan mental profesional di Indonesia masih tergolong minim. Berdasarkan standar yang ditetapkan oleh WHO idealnya perbandingan antara tenaga kesehatan dan pasien yakni 1:30.000 orang atau sekitar 0,03 per 100.000 penduduk.

Berlatar belakang dari hal tersebut, Halodoc yang merupakan aplikasi kesehatan terpadu berbasis online melalui salah satu fiturnya, yakni Kontak Dokter mencoba untuk membantu dengan menghadirkan dokter spesialis mental yang dapat dihubungi setiap saat oleh pengguna untuk berkonsultasi seputar permasalahan yang dihadapinya.

“Kami menyadari salah satu tantangan terbesar dalam mengatasi permasalahan kesehatan mental di Indonesia adalah stigma negatif yang melekat di benak masyarakat dalam memandang permasalahan ini sebagai sesuatu yang memalukan sehingga membuat penderita enggan dan malu untuk berkonsultasi kepada psikolog maupun psikiater,” papar Felicia Kawilarang selaku VP Marketing Halodoc.

Kehadiran psikiater dan psikolog di fitur Kontak Dokter diharapkan pengguna tidak perlu sungkan atau malu karena percakapan terjadi antara dokter dan pengguna dalam aplikasi ini terjamin kerahasiannya serta tidak akan disebarluaskan.

Sementara saat ini jumlah dokter ahli mental atau psikiater dan psikolog yang tergabung dalam fitur Kontak Dokter di Halodoc berjumlah 10 orang dan masih akan terus bertambah seiring dengan kebutuhan pengguna nantinya.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4911 seconds (0.1#10.140)